Momen sunset dan sunrise adalah momen paling berharga buat fotografer terutama fotografer landscape. Sunrise dan sunset bisa membuat mood yang spesial dalam gambar dan menunjukan gradasi warna yang luar biasa. Momen sunrise dan sunset itu ibarat tuhan ngelukis warna langit buat kita semua pada saat mengawali dan mengakhiri hari (keren ya kata-kata gw?) haha.




Berikut ada sedikit tips dan teknik buat memotret sunrise atau sunset.

- Pilih mode manual (M). Kenapa? biar lebih maksimal hasilnya kalau kita setting sendiri.

- Gunakan ISO rendah, antara 100 atau 200. ISO rendah bisa ngebantu hasil foto biar lebih maksimal, dan umumnya ISO tinggi dapat mengakibatkan noise berlebih. Walaupun ada kamera-kamera mahal yang masih aman bermain di ISO tinggi.

- Bukaan diagfragma atau aperture di setting kecil sekitar f/8 sampe f/16 biar kita bisa dapetin gambar yang lebih tajam dan area fokusnya luas. lebih dari f stop segitu sih gak apa-apa juga sebenernya, semakin kecil bukaan diagfragma maka semakin luas area fokusnya.

- Setelah ISO dan aperture sudah di setting, maka untuk setting shutter speed kalian bisa mengikuti hasil di light meter kamera. Tapi jangan percaya begitu aja dengan light meter, ketika kalian test memotret beberapa kali coba kalian sesuaikan shutter speed-nya, dinaikan atau diturunkan tergantung dari terlalu gelap atau terlalu terang foto kalian. Kalau ada objek bergerak di foto kalian maka jangan set shutter speed terlalu rendah, nanti akan blur atau berbayang objek bergerak tersebut.

- Bisa menggunakan auto fokus, tetapi kalau lokasinya terlalu gelap kalian bisa menggunakan manual fokus.

Pakai filter gak?

Kalian bisa menggunakan filter ND untuk me-reduce cahaya, bisa juga pakai filter polarize untuk me-reduce refleksi atau GND filter untuk gradasi antara gelap dan terang. Menggunakan filter memang mendukung foto sunset atau sunrise, teteapi bukan berarti tidak menggunakan filter foto kalian jadi jelek. Ora opo-opo mas tanpa filter juga, malahan bisa menghasilkan hasil yang sangat natural.

Oiya kalian bisa menggunakan fitur HDR di kamera kalian untuk foto sunset dan sunrise. Tapi kalau tidak ada fitur HDR di kamera kalian bisa membuatnya secara manual, dengan memotret 2 atau lebih foto dengan exposure yang berbeda lalau di gabungin di photomatix atau photoshop.

Sekian dulu ya, enjoy!

Di artikel sebelumnya saya udah ngebahas sedikit tentang menjual foto di agency microstock, kalo ada yang belum baca bisa klik disini. Nah kali ini saya akan membahas tentang 2 web tempat kita bisa menjual hasil karya foto kita yaitu Photodune dan Creativemarket.

Sama seperti yang kemarin saya bilang, kalo kalian rajin motret kesana-kesini, modusin model kesana kemari, jepretin segala macam hal yang ada di bumi, tapi bingung mau di apain hasil fotonya selain di upload di sosial media. Mending coba di jual aja hasil foto-nya, siapa tau rejekinya bagus. Kalau di bisnis penjualan foto microstock udah banyak banget fotografer Indonesia yang menghasilkan puluhan juta tiap bulan dari bisnis microstock, nah di photodune dan creativemarket juga peluangnya sama. Saya udah nemuin banyak nama-nama orang Indonesia disana, dan kelihatannya lumayan penghasilannya.

Photodune dan Creativemarket mungkin sedikit berbeda ya dari beberapa microstock yang di artikel lalu sudah saya share, bedanya adalah di photodune dan creativemarket kita bisa menentukan harga jual foto kita walaupun tetap ada potongan dari agency tapi paling tidak harga jualnya bisa jauh diatas harga dari beberapa web microstock yang lain.

Cara daftar di Photodune dan Creativemarket terbilang lebih mudah dibanding web microstock lain yang harus menggunakan passport untuk daftar.  Cukup hanya mengisi data diri dan melampirkan portfolio (untuk creativemarket) serta alasan kenapa kalian ingin menjual foto di creativemarket. Untuk sistem pembayaran bisa menggunakan paypal dan di photodune bisa menggunakan payoneer.

Sama seperti microstock yang lain, butuh kesabaran tingkat dajjal untuk menghasilkan uang di kedua web tersebut. Karena uang akan baru terasa jika sudah banyak foto kalian yang di display disana. Karena tidak semua foto yang di upload akan diterima, butuh di review dulu dan kalau tidak memenuhi standar ya karya kalian pasti ditolak. Tapi gak ada salahnya lah buat mencoba, anggap aja lagi nabung karya. Kalau penasaran coba aja ya, good luck bosku!

Buat Kalian para fotografer yang sering banget foto-foto kesana-kesini, ngibulin model kesana kemari, dan bingung fotonya mau diapain selain dipajang di sosial media, saran saya sih mendingan di jual aja hasil foto-nya. Walaupun memajang hasil foto di sosial media banyak keuntungannya seperti pamer dan pencitraan tapi alangkah lebih baiknya kalo selain dipamerin ya sambil dijual juga foto hasil karya nya. Kan lumayan ada penghasilan tambahan, siapa tau bisa nambahin buat beli lensa atau kamera baru.

Kebanyakan dari kalian pasti udah tau apa itu microstock, karena banyak banget orang Indonesia yang berburu dollar dengan berjualan foto di web microstock seperti shutterstock, dreamstime, fotolia, dan lain-lain. Bahkan ada forum-nya buat para microstocker Indonesia, kalo gak percaya googling aja dah. Microstock itu adalah bisnis online dimana agency microstock menjual berbagai macam stock foto, illustrasi, dan vector untuk kebutuhan kreatif orang atau perusahaan lain. Semua yang di jual oleh agency microstock adalah hasil karya dari orang-orang yang bekerja sama dengan agency tersebut dan biasanya disebut contributor. Nah kita semua yang bisa menghasilkan produk foto atau vector bisa menjadi contributor dan menjual karya kita di agency microstock tersebut. Buat yang belum tau apa itu microstock saya kasih tau sedikit ya, stock foto itu foto-foto yang bisa dijadikan elemen atau stock dalam kebutuhan pekerjaan lain seperti membuat iklan, poster, desain kemasan, berita di koran atau majalah, dan lain sebagainya. Contohnya ketika suatu toko buah mau membuat katalog harga atau poster diskon, mereka pasti butuh foto buah dong? nah terkadang mereka beli itu foto buah di agency microstock. Ngarti kan?

Penghasilan dari jualan foto di microstock ini memang gak besar ketika foto kalian terjual, tapi enaknya adalah foto tersebut bisa dijual berkali-kali bahkan sampe ribuan dan puluhan ribu kali. Jadi gak heran kalau banyak fotografer Indonesia yang menghasilkan puluhan juta rupiah dari menjual stock foto. Memang butuh kesabaran tingkat dajjal kalau mau ngumpulin banyak foto yang siap di jual di web penjual stock foto, karena uang akan baru terasa ketika karya kita udah banyak yang di upload. Semakin banyak karya maka semakin banyak juga kesempatan foto kita dibeli orang. Yang sabar aja ya, itung-itung nabung karya.

Berikut ada beberapa web Microstock terbaik dan terpercaya, cobain aja.

1. https://www.shutterstock.com/
2. https://www.dreamstime.com/
3. https://au.fotolia.com/
4. https://www.123rf.com/
5. https://www.istockphoto.com/
6. https://depositphotos.com/
7. https://www.canstockphoto.com/

Sebenernya ada beberapa web microstock lagi yang belum saya list diatas, sisanya kalian cari sendiri aja ya. Oiya kalian bisa jual karya kalian ke semua web tersebut tapi menurut berbagai macam sumber sih shutterstock yang penjualan-nya paling bagus. Biar lebih asik coba sendiri aja ya, oke bye!!



Banyak orang yang bertanya tentang "Tong! lebih bagus mana sih kamera mirrorless dibandingin DSLR?".  Pertanyaan tersebut muncul ketika banyak pengguna DSLR yang murtad dan beralih ke mirrorless, bahkan diperkuat dengan banyaknya Profesional Fotografer ternama juga yang udah menggunakan mirrrorless (padahal karena endorse). Dan akhirnya kaum fakir ilmu fotografi semuanya bingung dan percaya aja kalo mirrorless lebih baik, termasuk saya yang fakir ilmu ini tiba-tiba pengen banget mencicipi lezatnya kuah mirrorless yang merdu dan aduhai itu.

Apa yang membedakan mirrorless dan Dslr?
Sebenernya mirrorless dan dslr itu cuma beda ukuran aja, dan ukuran bisa jadi lebih kecil itu karena di mirrorless gak ada kacanya atau sistem cermin yang biasa dipasang di body dslr. Karena ukuran yang kecil, akhirnya tombol-tombol yang ada di kamera mirrorless ukurannya lebih kecil juga. Selain itu karena gak ada sistem cermin akhirnya viewfinder yang terdapat di mirrorless harus menggunakan daya baterai, yang menyebabkan baterai di mirrorless kalah awet sama dslr.

Kualitas gambar mirrorless VS Dslr
Kualitas gambar di kamera sih biasanya ditentuin sama sensor yang terdapat di dalam kamera tersebut. Kalo di DSLR pake sensor full frame atau APS-C nah di kamera mirrorless juga ada sistem sensor serupa, jadi kualitas mirrorless dan Dslr bisa bersaing.

Mendingan pake mirrorless atau dslr?
Ya terserah ente lah bosku. Dslr bagus dan mirrorless juga bagus, hasil jepretan kan tergantung orang yang ada di balik kamera (Ceileee). Kalau kalian pengen yang simple dan ringan, enteng bisa dibawa kemana-mana tanpa makan tempat mungkin mirrorless pilihannya. Asalkan tangan ente jangan gede-gede amat, soalnya tombol-tombol di mirrorless kan lebih kecil jadi kalo tangan dan jari bosku sekalian sebesar penggorengan ya agak susah mencet tombolnya. Oiya baterai juga siapin yang banyak kalau mau pakai mirrorless karena lebih boros penggunaan baterainya dibanding Dslr. Gitu aja kali ya, saya cuma tahu segitu, yaudah byee!!